Rakor Satgas PPA, Tekan Angka Kekerasan Perempuan dan Anak

Daerah506 Views

Banyuwangi, jurnalkotatoday.com.

Tim Satuan Tugas Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Banyuwangi menyelenggarakan rapat koordinasi Tim Satgas PPA yang bertempat di Commend Center Polresta Banyuwangi, pada Senin (22/8/2022)

Rapat koordinasi yang dihadiri anggota satgas diantaranya staf Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak Dinas Sosial (Dinsos) Banyuwangi, perwakilan Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (Unit Renakta) Polresta Banyuwangi serta anggota tim penanganan Perlindungan Anak dan Perempuan Banyuwangi.

Rapat tersebut membahas soal evaluasi jangkauan terkait kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak periode bulan Januari hingga awal Agustus 2022 beserta beberapa kasus yang masih berjalan.

Rapat tersebut dipimpin langsung oleh Wakasatreskrim Iptu Badrudin Hidayat dan Kasi Pidum Kejaksaan Negeri Banyuwangi Ahmad Budi Muklisin.

”Selain evaluasi, turut diputuskan bahwa setiap kasus yang sudah dijangkau dan dinyatakan terminasis tetap memerlukan pendampingan dan monitoring secara berkala,” ujar Wakasatreskrim Iptu Badrudin Hidayat.

Hidayat mengatakan, rapat Satgas PPA Banyuwangi sendiri akan dilaksanakan secara berkala. Satgas PPA Kota Banyuwangi merupakan satuan tugas bentukan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi yang bertugas membantu penanganan masalah perempuan dan anak yang dilaporkan.

”Evaluasi ini untuk melihat perkembangan kasus kekerasan anak dan perempuan yang sering terjadi di Banyuwangi,” kata Hidayat.

Hidayat menegaskan bahwa fungsi Satuan Tugas PPA sendiri, antara lain melakukan jangkauan terhadap perempuan dan anak yang memiliki permasalahan, melakukan identifikasi kondisi dan layanan yang dibutuhkan perempuan dan anak yang mengalami permasalahan, melindungi perempuan dan anak dari lokasi kejadian dari yang dapat membahayakan dirinya, dan menempatkan serta mengungsikan perempuan dan anak yang mengalami permasalahan.

”Satgas PPA tersebut juga melakukan rekomentasi kepada Banyuwangi untuk mendapatkan layanan lebih lanjut. Baik secara mental, maupun psikis para korban yang mengalami masalah,” tegasnya.

Hidayat berharap Kabupaten paling ujung pulau jawa ini bebas dari kekerasan anak dan perempuan. Sehingga, juga menekan angka kasus kekerasan anak dan perempuan.

”Maraknya kasus kekerasan perempuan dan anak ini memang perlu kita evaluasi bersama, agar tidak menjadi momok yang cukup menakutkan bagi masyarakat khususnya Kabupaten Banyuwangi,” pungkasnya.

Penulis: Ari

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *