Bertahan di Tengah PPKM Darurat, Wawancara Khusus Pewarna Indonesia dengan Menparekraf

Nasional1230 Views

Jakarta, siap.news

Persatuan Wartawan Nasrani (PEWARNA) Indonesia, melalui Departemen Penelitian dan Pengembangan yang diketuai oleh Asiong Munthe mencermati kondisi selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Jawa dan Bali 3-20 Juli 2021.

Reaksi masyarakat terhadap PPKM terkait dengan pemenuhan kebutuhan ekonomi, apakah itu pekerja kantoran, sektor informal dan ataupun pedagang mengeluhkan  berkurangnya pendapatan yang berakibat pada pemenuhan kebutuhan hidup. Singkatnya PPKM Darurat menjadi pukulan telak bagi ekonomi rakyat.

Untuk alasan itulah Litbang Pewarna Indonesia mengambil tema “BERTAHAN DI TENGAH PPKM DARURAT” dalam Wawancara Khusus dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DR. H. Sandiaga Salahuddin Uno, B.B.A, M.B.A. Wawancara dilakukan melalui platform Zoom pada Kamis (21/7) 16.00-17.00.

Wawancara juga dihadiri Ketua Umum Pewarna Indonesia, Yusuf Mujiono beserta jajarannya, Penasehat Penasehat Pewarna DR. Jimmy Lumintang, Lukman Pandji, Ketua Vox Point Indonesia Budi Handojo, ketua TAPPAI Jahmada Girsang.  Tidak kurang dari 40 peserta yang hadir.

Wawancara khusus dipandu oleh Asiong Munthe. Dimulai dengan pertanyaan dengan data 34 juta orang yang menggantungkan nasib dari sektor  pariwisata dan ekonomi kreatif. Bagaimana sektor pariwisata dan ekonomi mampu bertahan ditengah pandemi? Bagaimana langkah-langkah kementerian pariwisata dan ekonomi kreatif terhadap pelaku-pelaku di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif ?.

Sebelum menjawab Menteri Sandi berpantun.

“Kalau Ke Kota Pahlawan Jangan Lupa Makan Soto Surabaya, Jangan Lupa Mampir beli Kue Lapis dan juga Almond Krispi, Bapak Ibu Pewarna tatap semangat dan teruslah berkarya, bangkitkan Parekraf agar Indonesia segera pulih kembali”

Menurut Sandi menamini data yang disampaikan Asiong bahwa Pariwisata dan ekonomi kreatif (Parekraf) adalah rumah bagi 34 Juta orang. Mengutip ucapan Presiden Joko Widodo, bahwa kementerian harus memiliki sense of crisis. Dan Sandi menambahkan apa yang presiden Jokowi sampaikan yaitu kementerian Parekraf harus memiliiki juga sense of urgency dan sense of humanity.

“Kita patut syukuri bahwa PPKM Darurat sudah berakhir dan perpanjangan hingga tanggal 25 Juli ini adalah PPKM Ketat level 3 dan 4” ungkap Sandi bersemangat.

Menurut Sandi bila terjadi penurunan penyebaran pada tanggal. 26 Juli nanti maka proses kebangkitan Parekraf bisa mulai diwujudkan, membuka lapangan pekerjaan. Meningkatkan inovasi, adaptasi dan kolaborasi. Mendorong lahirnya skill baru untuk bisa bertahan, ambil peluang dan cetak pemenang
“Sudah saatnya kita Upskilling, membuka online shop, menciptakan konten kreatif, lakukan transformasi. Dengan demikian bisa menjadi saluran berkat dengan penciptaan lapangan pekerjaan, jelas Sandi

Kunci kebangkitan ini ada pada program vaksinasi. Untuk itulah Sandi bersama tim kemenparekraf mengkonversi sentra-sentra vaksinasi di destinasi wisata dan sentra ekonomi kreatif. Upaya ini untuk percepat vaksinasi mencapai 5 juta orang perhari.

Untuk itu perlu dilakukan perluasan testing, tracing dan treatment serta  menambah fasilitas kesehatan.

Kemenparekraf keluarkan sertifikasi CHSE. Yaitu Cleanliness (kebersihan), Health (kesehatan), Security (keamanan) dan Environment (ramah lingkungan) . Sertifikasi CHSE adalah proses pemberian sertifikat kepada Usaha Pariwisata, Destinasi Pariwisata, dan Produk Pariwisata lainnya untuk memberikan jaminan kepada wisatawan terhadap pelaksanaan Kebersihan, Kesehatan, Keselamatan, dan Kelestarian Lingkungan.

Upaya lain yang dilakukan adalah percepat bantuan sosial, hibah, insentif, ketersediaan tenaga kesehatan dan pelaku pariwisata.

Pertanyaan lanjutan yang Asiong ajukan adalah adanya kabar bahwa vaksin bukanlah jaminan tidak tertular covid. Ditambah dengan kehadiran wisatawan asing? Asiong ungkapkan adanya sebagian masyarakat yang juga tidak percaya dengan pemberian vaksin

Sebelum menjawab pertanyaan tersebut Sandi menjelaskan bahwa kemenparekraf menjalankan program pemerintah untuk meningkatkan proses vaksinasi.

“Memastikan destinasi wisata seperti Bali, Jogjakarta, Danau Toba, Mandalika, Labuhan Bajo dan Boroudur sehat dengan vaksinasi” ungkap Sandi

Bukan hanya itu, ada kewajiban untuk setiap wisatawan domestik dan luar negeri menunjukkan surat vaksin sebelom memasuki objek wisata.
Menurut Sandi Tantangan kita yang terbaru adalah adanya varian baru dari covid19 dan ini menimbulkan dinamika dari penanganan Covid19.

Ada Adagium The Pandemic For the Unvaccinated artinya Pandemi terjadi bagi yang belum di vaksin. Bukan hanya di Indonesia peningkatan kasus masih akan terjadi bila belom mencapai herd immunity. Imunitas Komunal harus terbentuk dan ini hanya bisa dicapai dengan 80 persen orang di satu negara yang sudah di vaksin.

Dari data kesehatan yang ada bahwa warga dan atau lingkungan yang mayoritas sudah di vaksin maka tingkat kesembuhan lebih cepat, tidak gejala berat dan bahkan tidak bergejala (otg)
Terkait Vaksinasi Massal, ketua TAPPAI, Jahmada Girsang yang sudah mengusulkan sistem Tempat Pemberian Vaksin (TPV) melalui surat ke Presiden, Kememterian Kesehatan dan kordinator PPKM Jawa Bali Luhut Binsar Panjaitan. Mengungkapkan bahwa percepatan vaksin dapat dilakukan dengan cara yang sama seperti pemilu, didirikan TPV di tiap RT dengan tenaga kesehatan terlatih.

“17 Agustus 2021 peringatan 76 tahun Indonesia merdeka jadi momentum kita Gelorakan Merdeka dari Covid19” tegasnya bersemangat.

Apa yang di usulkan Jahmada, di respon baik oleh Menteri Sandi dengan menceritakan bagaimana proses vaksin diluar negeri sudah dapat dilakukan di sebuah mini market. Hal ini di alami putrinya yang bersekolah di luar negeri.

Untuk mewujudkan TPV tersebut butuh sistem yang kuat, tenaga vaksin yang memadai, database yang lengkap dan ketersediaan vaksin. Contoh daerah yang cepat lakukan vaksin adalah Jakarta dan Bali.

Sandi menginformasikan pemerintah juga memiliiiki target percepatan vaksin sebab ada agenda internasional yaitu Pertemuan G20 dimana Indonesia menjadi presiden G20 pada desember 2021 di Bali.

Sandi juga berpesan untuk wartawan yang tergabung dalam Pewarna Indonesia untuk memberikan narasi yang baik dan benar terkait program pemerintah untuk Vaksinasi. “Dukungan Media dalam pemberitataan pentingnya vaksin maka kekebalan komunal dapat tercapai.

Jahmada mengingatkan dengan kata bijak. Dalam kondisi sekarang ini, jangan berpikir makan sendiri, keadaan sekarang forcemajeur darurat.

‘Saya optimis Indonesia Emas akan tercapai. Indonesia yang maju, sejahtera, adil dan makmur.

Pariwisata akan menuju Personalize, customice, localize dan Smaller in size tapi meningkat Qualitywise dan environmental wise.
Pariwisata berbasis Nature and Culture
Community Base tourism
Ekonomi kreatif tak terlepas dari Tourism.
Experience.

Diakhir wawancara Sandi kembali berpantun. Berikut pantun-nya
“Kalo cuaca mendung paling enak makan mie, yang paket jumbo dan telurnya dua, mari bersama berjuang melawan pandemi, bersama Pewarna Indonesia bangkit”.

“Bangkit dan Jayalah Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia”
Quote : Sandiaga Salahuddin Uno. Mar/Rils

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *